Wednesday, June 22, 2011

Jakarta.. Ohh Jakarta


Umur Kota Jakarta sudah menginjak 484 tahun. Bisa dibilang umur Jakarta sudah sangat uzur. Dulunya Kota Jakarta ternyata bernama Kalapa. Nah bagaimana kota terpadat di Indonesia ini bisa berubah nama menjadi Jakarta?

Awalnya di abad lima masehi kota ini hanya bernama Kalapa. Namun belakangan berubah menjadi Sunda Kelapa sejak berada di bawah naungan Kerajaan Sunda di abad 12 Masehi. Sisa-sisa kejayaan kerajaan ini masih berkibar hingga sekarang.

Dari Pelabuhan Sunda Kelapa sejarah Kota Jakarta bermulai. Nama Sunda diganti oleh Fatahillah menjadi Jayakarta yang artinya Kemenangan, pasca-keberhasilannya menyerang dan menduduki Sunda Kelapa pada 22 Juni 1527. Dari sinilah penghiitungan usia Kota Jakarta.

Namun nama Jayakarta tak bertahan lama. Kedatangan Belanda pada Abad 16 turut mengubah wajah kota pelabuhan ini. Belanda memberi nama baru, Batavia.

Jejak-jejak kedigdayaan Batavia hingga kini masih terasa. Jembatan Kota Intan ini salah satunya. Jembatan yang juga dikenal sebagai jembatan Pasar Ayam ini merupakan pintu masuk kapal-kapal dagang dari laut menuju dalam kota, Rabu (22/6).

Tak heran jika keelokan Batavia saat itu konon bak Kota Venezia di Italia. Meski wajah kota ini sempat berubah karena wabah malaria membuat sebagian gedung tua di Jakarta dihancurkan oleh Deandles, Gubernur VOC saat itu.

Ada satu gedung cantik yang masih tegak berdiri. Museum Fatahilalh. Bergeser sedikit dari Kota Tua kita bisa menemukan Glodok, kawasan belanja dengan harga miring. Siapa yang sangka dulunya Glodok ternyata kampung pengisolasian Etnis Tionghoa pasca peristiwa 1740 yang menewaskan ribuan warga Tionghoa.

Namun sejak Jepang datang tahun 1942 kota ini berubah nama lagi. Dari Batavia menjadi Jakarta. Di kota ini pulalah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan. Menjadi tonggak sejarah berdirinya sebuah negara bernama Indonesia.

Kini, 484 tahun sudah berlalu. Jakarta boleh berganti nama, namun sejak dulu kota ini tetaplah menjadi kota tersibuk. Kota dengan beragam suku bangsa yang lebur menjadi satu dalam denyut kehidupan yang cepat.(MEL)



Sumber : www.liputan6.com

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.